Sabtu, 11 April 2009

kisah

Catatan Perjalanan untuk Quick Count Pileg 2009;
Pesta Rakyat Nan Mengesankan

Oleh Hendrikus Adam


Air mata bumi Rabu (8/4) sore sekitar pukul 17.30 wiba kala itu masih mengalir dari langit membasahi jagad di Kota Pontianak mengiringi perjalanan saya menuju sebuah Desa di Kecamatan Mandor, yakni Kayu Tanam. Perjalanan dilakukan setelah sebalumnya mendapat mandat dari CIRUS, sebuah lembaga survey berkantor di Jakarta menjadi relawan pemantau untuk Quick Count (Penghitungan Cepat) pemilu legislatif 2009 melalui surat tugas nomor 042/A/PM-CSG/III/2008 yang ditandatangani Hasan Nasbi A selaku Project Manager CIRUS Surveyor Gropus.

Tidak ada waktu lagi untuk menunda perjalanan saat itu karena harus segera sampai dilokasi untuk menentukan tempat pemungutan suara (TPS) yang akan menjadi target pemantauan. Terlebih sebelumnya saya harus kebengkel dan sedikit bersabar menunggu meredanya hujan yang sempat mengalir deras membasahi Bumi Khatulistiwa.

Sebuah pengalaman yang mengesankan dan penuh tantangan menghampiri dalam perjalanan saya sekaligus kembali menguji kesabaran. Hujan gerimis kala itu tetap saja mengalir membasahi sekujur tubuh dan juga sepatu yang saya kenakan. Pukul 19.15 wiba, sekitar ¼ km dari pasar Sei Pinyuh, kuda besi berplat KB 5199 AP yang saya kendarai mogok. Akibatnya, saya harus sedikit menguras tenaga menapak jalan sepanjang pasar Pinyuh mencari “pertolongan”. Satu-satunya bengkel yang masih buka baru saya temukan dipenghujung pasar Pinyuh kearah Anjungan.

Rasa lega ketika sepeda motor dapat kembali dinyalakan usai dibengkeli. Perjalanan menuju Kayu Tanam saya teruskan setelah sebelumnya minum jahe hangat disalah satu warung yang tidak jauh dari Bengkel. Tepat pukul 20.20 wib, saya akhirnya sampai di Desa Kayu Tanam dan menginap disalah satu rumah warga tempat saya biasanya mampir. Dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat malam itu tidak memungkinkan saya turun untuk mencari informasi langsung kepada petugas penyelenggara pemilu ditingkat desa setempat (KPPS). Komunikasi hanya saya lakukan melalui saluran telepon kepada salah seorang ketua TPS Nomor 411 (TPS 2), Suardi D, untuk memastikan jumlah TPS yang hanya tersebar di empat tempat.

Detik-Detik Pencontrengan
Kamis pagi, 9 April 2009 tiba. Usai mandi mengenakkan baju oblong putih lengan biru berlabelkan “Pemantau”, dengan kondisi celana sedikit lembab dan sepatu yang basah, tepat pukul 06.10 wiba saya pamitan kepada pemilik rumah tempat saya menginap untuk turun kelokasi pemungutan suara dan bertemu petugas KPPS yakni Suardi D melakukan cek dan ricek untuk memastikan jumlah serta lokasi TPS yang ada di Desa Kayu Tanam sekaligus memperkenalkan diri sebagai relawan pemantau pileg 2009. Suardi D adalah ketua PPS untuk TPS 2. Beliau pernah mengajar di almamater saya, SMUN 1 Mandor.

Kedekatan emosional karena kesamaan bahasa lokal dan penguasaan medan yang karena sejak beberapa tahun silam penulis pernah jalan-jalan di daerah Kayu Tanam dan sekitarnya membuat upaya komunikasi dan pencarian tempat lokasi TPS tidak begitu sulit. Kamis pagi kala itu juga, saya tiba 30 menit lebih awal dari waktu nasional yang ditetapkan untuk memulai proses pencontrengan di TPS 4 (TPS No 413), Kampung Pak Peleng, Desa Kayu Tanam yang berada tepatnya di salah satu ruang di Persekolahan SMUN 2 Mandor. Sisa waktu yang ada kemudian saya manfaatkan untuk memperkenalkan diri kepada petugas KPPS, Sepat Rais beserta personilnya yang telah hadir lebih awal bersama beberapa warga.

Pemberian Suara Dimulai
Proses pemberian suara di TPS 4 Desa Kayu Tanam baru dapat dimulai pada pukul 07.17 wiba, sedikit telat dari waktu yang ditetapkan secara nasional. Tidak dimulainya pemberian suara tepat waktu dikarenakan pihak KPPS masih berbaik hati, menunggu sampai hadirnya beberapa saksi perwakilan dari partai peserta pemilu yang belum hadir.

Pada awal proses pemilihan, suasana di sekitar TPS 4 terlihat ramai. Sedikitnya sebanyak 319 orang warga yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Warga Desa Kayu Tanam tampak antusias, berduyun-duyun mendatangi TPS. Satu persatu nama warga disebutkan. Empat orang sekaligus dipersilahkan memberikan hak suara pada empat bilik yang disediakan. Demikian seterusnya. Sebagai bagian dari pemantau, saya sedikit mengalami kesulitan untuk mengamati jalannya proses pemilihan secara keseluruhan oleh karena posisi pemantau yang hanya diperbolehkan diluar arena TPS dan sekat diding pembatas yang permanent.

Tepat pukul 12.00 wiba KPPS beserta para saksi memutuskan untuk beristirahat makan siang. 25 menit kemudian, pemberian suara kembali diteruskan hingga pukul 15.15 wiba baru ditutup KPPS dengan persetujuan hadirin (saksi). Empat puluh menit kemudian (15.45 wiba) setelah melakukan persiapan, penghitungan kertas suara untuk Caleg DPRD kabupaten/kota dimulai lebih awal. Kemudian menyusul penghitungan kertas suara untuk DPRD Provinsi, DPR RI dan DPD RI . Penghitungan suara seluruhnya di TPS 4 baru dapat selesai hingga pukul 21.30 wiba malam.

Ada Humor di TPS
Proses pemilihan di TPS 4 memiliki warna tersendiri. Prosesi pesta rakyat lima tahunan di kampung Pak Peleng ini dilaksanakan dengan ikhlas oleh Sepat rais beserta petugas KPPS lainnya. Hal ini terlihat dari keseriusannya dalam menangani hal berkenaan dengan jalannya pemungutan suara. Meski proses pelaksanaan pemilu di TPS begitu prinsip dan mesti mendapat perhatian serius, namun suasana lingkungan TPS sesekali terasa cair oleh karena guyonan yang muncul spontan oleh para pemilih.

Begitu juga saat penghitungan suara yang dibacakan petugas KPPS yang sempat “keseleo lidah”, membuat suasana terasa cair. “Partai nomor …., caleg silahkan melihat…!” pekik seorang petugas KPPS membacakan kertas suara yang kontan disambut tawa meriah hadirin. Padahal yang dimaksudkan untuk melihat kertas suara yang dibacakan adalah para saksi partai politik yang berjumlah sebanyak 14 orang.

Hal menarik lainnya dari prosesi pembacaan kertas suara di TPS 4 yang kala itu sempat mati lampu pada jam 19.30 wiba hingga pukul 20.00 wiba baru nyala kembali adalah tetap dilanjutkannya pembacaan perolehan suara dengan penerang seadanya dari lilin.

Hasil akhir dari perolehan suara di TPS 4 Desa Kayu Tanam untuk perolehan suara DPR RI masing-masing partai secara berurutan sebagai berikut; 1, 3, 5, 4, 6, 7, 1, 0, 0, 1, 0, 3, 3, 0, 1, 0, 1, 3, 0, 1, 5, 0, 25, 0, 5, 3, 0, 185, 0, 0, 2, 5, 2, 0, 0, 0, 0, 0, dengan jumlah suara sah 272 dan 9 suara diantaranya rusak.